Prolog...

In this part of pilgrim, I pick up these scattering notes along the pathway. Whether they are friend’s words or mine that is touching and inspiring. Maybe, in these traced footprints, there are memories worth reflected, there is flame that flare up spirits, and there are inspirations that flashing imaginations. Hope you love reading my notes.

One Minute Wisdom

Spoon boy: Do not try and bend the spoon. That's impossible. Instead only try to realize the truth. Neo: What truth? Spoon boy: There is no spoon. Neo: There is no spoon? Spoon boy: Then you'll see that it is not the spoon that bends, it is only yourself.

Kurikulum Yang Membingungkan

Kompas, 23 Maret 2006

Kebijakan Itu Membingungkan...

Sepertinya negara ini memang enggan belajar dari sejarah. Berulang kali pengalaman penggantian kurikulum, ujung-ujungnya tetap sama, lebih banyak membingungkan ketimbang mencerahkan dunia pendidikan. Kalangan pendidik dan masyarakat saat ini masih bertanya-tanya, seperti apa kurikulum yang kini sedang dalam tahap perancangan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan akan disahkan Menteri Pendidikan Nasional itu. Pemerintah ataupun BSNP memang berulang kali memberikan gambaran isi Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan, namun itu baru sepenggal-penggal. Tidak pernah secara rinci disampaikan kepada masyarakat, meskipun dalam bentuk draf rancangan sekalipun.

"Ini ada apa, kok main sembunyi-sembunyian. Apa yang dirahasiakan sehingga tidak pernah ada sosialisasi sedikitpun. Kami (sekolah) kan butuh tahu untuk persiapan," tutur Ag Prih Adiartanto, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Kolese De Britto, Yogyakarta, Rabu (22/3).


Sebelumnya, pernyataan senada dilontarkan Abdurrahman SPd, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMPN 5 Yogyakarta, yang menilai kebijakan perubahan kurikulum membingungkan guru dan anak didik. Pasalnya, saat ini sekolah sedang mulai menerapkan KBK. "Terus terang saja, kami bingung tetapi kami tidak bisa apa-apa," katanya. Bahkan, Drs Suparno, Kepala SMPN 5 Yogyakarta, menilai pemerintah bertindak plin-plan dan tidak konsisten dengan kebijakan yang dikeluarkannya. "Sekarang sekolah baru saja mencanangkan penerapan KBK, kok tidak jadi. Mengecewakan, walaupun saya yakin kurikulum penyempurnaan itu tidak jauh berbeda dengan KBK," ujarnya. Menurut Dr Mukminan, Ketua Tim Ad Hoc Standar Kompetensi Lulusan BSNP, penyempurnaan kurikulum yang saat ini dilakukan adalah usaha untuk memenuhi delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang diisyaratkan dalam UU No 20/2003. Saat ini, BSNP baru akan menyelesaikan dua draf, yakni Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar kompetensi lulusan berisikan sosok utuh (body) setiap lulusan pada setiap jenjang pendidikan.

Sedangkan di dalam standar isi itu akan dimuat kerangka dasar, termasuk struktur kurikulum, mata pelajaran. Di samping itu, juga memuat standar kompetensi untuk setiap mata pelajaran beserta kompetensi dasarnya. "Kalau draf BSNP disetujui, yang keluar adalah kerangka dasar. Wujud kurikulumnya tidak berupa materi-materi seperti yang selama ini ada," papar Mukminan.

Atas penyempurnaan itu, sekolah diharapkan tidak perlu bingung karena semua memang membutuhkan proses. Dikatakan, perubahan kurikulum adalah hal yang wajar dan harus dilakukan. "Dunia kita tidak pernah berhenti dari kreativitas dan inovasi. Kita mau mengikuti perkembangan atau akan stagnan. Kita ingin bisa berkompetisi atau tidak dengan negara lain," katanya. Namun, seperti diungkapkan anggota Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Depdiknas S Belen PhD perubahan kurikulum yang dilakukan BSNP tidak jauh berbeda dari rancangan kurikulum yang dibuat Pusat Kurikulum untuk KBK.

"Rancangan dari BSNP itu justru tidak memuat pedoman tentang hasil belajar yang ingin dicapai, indikator keberhasilan, dan materi pokok yang disampaikan. Rancangan BSNP terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan tema," ujar Belen beberapa waktu lalu. (RWN/ART)

0 komentar:

Posting Komentar