Prolog...

In this part of pilgrim, I pick up these scattering notes along the pathway. Whether they are friend’s words or mine that is touching and inspiring. Maybe, in these traced footprints, there are memories worth reflected, there is flame that flare up spirits, and there are inspirations that flashing imaginations. Hope you love reading my notes.

One Minute Wisdom

Spoon boy: Do not try and bend the spoon. That's impossible. Instead only try to realize the truth. Neo: What truth? Spoon boy: There is no spoon. Neo: There is no spoon? Spoon boy: Then you'll see that it is not the spoon that bends, it is only yourself.

Rendah hati VS Keras Kepala

Pohon Ek dan Serumpun Buluh



Sebatang pohon Ek yang besar tumbuh persis di tepi sebuah sungai di sebuah hutan. Di samping pohon itu tumbuh pula serumpun buluh muda. Rumpun buluh selalu menunduk penuh hormat setiap kali angin bertiup menerpanya. Pohon Ek tidak sepakat dengan kebiasaan rumpun buluh itu.

Suatu ketika, pohon Ek berkata kepada rumpun buluh, "Kamu Buluh, mengapa kamu selalu merunduk setiap kali angin bertiup? Berdirilah tegak betapapun kencangnya angin bertiup!"

"Oh, pohon Ek yang perkasa," jawab rumpun buluh dengan rendah hati, "Kami ini hanya kecil semampai, dan bila kami harus melawan angin, kami tentu harus menanggung akibatnya."

"Jangan pernah kalah!" tegas pohon Ek dengan sikap dingin dan kembali sibuk dengan urusannya. Jelas rumpun buluh tidak mau mendengarkan nasihatnya.

Pada suatu malam, datanglah badai besar. Angin bertiup kencang, menggoyangkan rumpun buluh hampir sampai menyentuh tanah. dan rumpun buluh itu tidak marah. Akan tetapi, pohon Ek berjuang keras melawan angin, meskipun kali ini angin terlalu keras baginya.

Dalam sekejap pohon Ek berderak-derak patah. Ia tergeletak di tanah dalam keadaan menyedihkan. Sementara rumpun buluh terus tunduk kepada angin dan tidak patah.

Pagi harinya, ketika badai telah usai, keadaan rumpun buluh tetap baik seperti semula. Tetapi pohon Ek yang kemarin masih kokoh dan rimbun kini tinggal sebatang kayu hutan yang patah dan nyaris mati!***

0 komentar:

Posting Komentar