Prolog...

In this part of pilgrim, I pick up these scattering notes along the pathway. Whether they are friend’s words or mine that is touching and inspiring. Maybe, in these traced footprints, there are memories worth reflected, there is flame that flare up spirits, and there are inspirations that flashing imaginations. Hope you love reading my notes.

One Minute Wisdom

Spoon boy: Do not try and bend the spoon. That's impossible. Instead only try to realize the truth. Neo: What truth? Spoon boy: There is no spoon. Neo: There is no spoon? Spoon boy: Then you'll see that it is not the spoon that bends, it is only yourself.

Ke-"rendahan hati"-"sabar"an -"sederhana"an

SAPI DAN KELEDAI

Ketika Yosep dan Maria sedang dalam perjalanan ke Betlehem, seorang malaikat mengadakan rapat rahasia dengan para binatang untuk memilih salah satu dari mereka membantu keluarga kudus di kandang. Wajarlah kalau seekor singa yang pertama kali menyediakan diri. Katanya, "Hanya raja yang layak melayani penguasa dunia ini. Saya akan mencabik-cabik tubuh siapa saja yang berani mendekati anak itu."

"Kamu terlalu kuat," kata malaikat itu kepadanya.

Setelah itu seekor musang menyelinap dan dengan wajahnya yang polos berkata, "Saya menjamin bahwa Bayi Yesus akan mendapatkan madu yang termanis, dan saya akan mencuri ayam setiap pagi untuk ibunya."

"Kamu terlalu licik," kata malaikat itu kepadanya.


Kemudian seekor burung merak datang dan memamerkan bulu ekornya yang warna-warni. Dia berkata, "Saya akan menghiasi kandang itu lebih baik daripada apa yang diperbuat Salomo di bait Allah"

"Kamu terlalu sombong," kata malaikat itu.

Masih banyak lagi binatang yang muncul dan menawarkan pelayanan mereka. Namun, tak satu pun yang dipilih. Malaikat itu kemudian melihat sekeliling untuk terakhir kalinya dan melihat seekor keledai dan sapi di ladang sedang bekerja dengan seorang petani. Malaikat itu memanggil mereka. "Apa yang bisa kalian tawarkan?" tanyanya kepada kedua binatang itu.

"Tidak ada," kata keledai sambil menurunkan kedua telinganya yang panjang. "Kami tidak pernah belajar apapun kecuali kerendahan hati dan kesabaran. Meski kami sudah mencoba untuk belajar sesuatu yang lain, namun kami hanya mendapatkan lebih banyak cambukan."

Kemudian sapi menambahkan dengan malu-malu,"Mungkin kami hanya bisa membantu dalam hal remeh, misalnya mengusir lalat dengan jalan terus menerus mengayunkan ekor kami."

"Bolehlah!" kata malaikat itu. "Kalian berdualah yang kami inginkan." (Willi Hoffsuemmer)

0 komentar:

Posting Komentar